Kenapa Banyak Orang Masih Ingin Jadi Dokter?
Kalau kita lihat realita di lapangan, kuliah kedokteran itu nggak murah, lama, dan super melelahkan. Tapi anehnya, setiap tahun, jumlah pendaftar fakultas kedokteran selalu tinggi. Bahkan, persaingan masuknya bisa dibilang yang paling ketat dibanding jurusan lain. kororadiology.id
Kenapa bisa begitu? Jawabannya ada banyak. Mulai dari keinginan untuk membantu orang, status sosial yang tinggi, gaji yang stabil, sampai mimpi masa kecil yang terus terbawa sampai dewasa. Tapi intinya, profesi dokter itu punya nilai tersendiri di masyarakat—dan itu nggak bisa dipungkiri.
Fakta Seputar Kuliah Kedokteran di Indonesia
1. Durasi yang Panjang
Kalau kamu kira kuliah 4 tahun itu sudah lama, coba deh tanya mahasiswa kedokteran. Di jurusan ini, kamu harus siap kuliah selama 6 tahun (bahkan bisa lebih), yang terdiri dari tahap pre-klinik (3,5–4 tahun) dan tahap klinik (1,5–2 tahun, dikenal juga sebagai koas).
Setelah lulus pun, kamu masih harus menjalani internship selama 1 tahun sebelum bisa benar-benar praktek secara mandiri.
2. Biaya yang Nggak Sedikit
Kuliah kedokteran itu identik dengan biaya mahal. Bahkan di universitas negeri pun, UKT (Uang Kuliah Tunggal) untuk FK bisa mencapai puluhan juta per semester. Belum lagi biaya alat, buku, dan keperluan praktek.
Tapi tenang, banyak juga kok beasiswa yang bisa diakses, baik dari kampus maupun dari lembaga luar. Asal kamu mau usaha dan aktif mencari info, peluang itu selalu ada.
Kehidupan Mahasiswa Kedokteran: Nggak Cuma Belajar Doang
1. Praktikum yang Intens dan Serius
Dari semester awal, mahasiswa kedokteran udah terbiasa dengan praktikum. Mulai dari anatomi, histologi, biokimia, sampai ke skill lab yang mengajarkan keterampilan dasar medis. Semua ini jadi bekal penting saat masuk tahap klinik nanti.
Jangan kaget kalau kamu harus hafal nama otot, tulang, saraf, dan organ tubuh lengkap dengan fungsinya. Di sinilah mental dan daya ingat diuji habis-habisan.
2. Tidur Itu Jadi Barang Mewah
Begadang udah jadi makanan sehari-hari buat mahasiswa kedokteran. Apalagi menjelang ujian OSCE (Objective Structured Clinical Examination) yang menuntut kamu bisa praktek langsung, bukan cuma teori. Banyak yang bilang, mahasiswa FK itu bukan cuma pinter, tapi juga kuat secara mental dan fisik.
3. Persaudaraan yang Kuat
Karena sama-sama merasakan “sakitnya” kuliah FK, rasa solidaritas antar mahasiswa biasanya tinggi banget. Kerja kelompok, belajar bareng sampai tengah malam, saling berbagi catatan—semua itu membentuk hubungan yang lebih dari sekadar teman kampus.
Tahap Koas: Dunia Nyata Dimulai
Setelah lulus dari tahap pre-klinik, mahasiswa kedokteran akan masuk ke tahap profesi atau yang lebih dikenal dengan koas. Di sinilah mereka mulai bersentuhan langsung dengan pasien di rumah sakit.
1. Rotasi di Berbagai Bagian
Koas akan menjalani rotasi di berbagai departemen seperti penyakit dalam, bedah, anak, kandungan, dan lain-lain. Setiap bagian punya tantangannya sendiri. Kadang kamu bisa dapat dosen pembimbing yang asik, kadang juga yang super ketat.
2. Waktu yang Nggak Menentu
Jangan harap kamu bisa pulang jam 5 sore terus. Koas sering harus jaga malam, bangun jam 3 pagi, dan tetap tampil prima di hadapan dokter supervisor dan pasien. Belum lagi tekanan mental karena harus selalu siap ditanya dan diminta bantu tindakan medis.
Tekanan Itu Nyata, Tapi Tujuannya Juga Jelas
Banyak mahasiswa FK mengalami burnout, bahkan ada yang akhirnya memutuskan untuk berhenti. Tapi buat yang tetap bertahan, mereka biasanya punya satu hal yang sama: mereka tahu apa tujuan mereka.
Menjadi dokter bukan sekadar gelar. Ini profesi yang menyangkut nyawa orang lain. Makanya, proses panjang dan berat itu memang dibutuhkan. Nggak ada jalan pintas di sini.
Hal-hal yang Nggak Banyak Diceritakan Orang
1. Harus Siap Belajar Seumur Hidup
Lulus dan jadi dokter bukan berarti kamu selesai belajar. Dunia medis itu terus berkembang, dan dokter dituntut untuk terus update. Jadi, kalau kamu nggak suka belajar, jurusan ini mungkin bukan untuk kamu.
2. Emosi Harus Stabil
Kamu akan menghadapi pasien dengan berbagai latar belakang. Ada yang marah, nangis, atau bahkan dalam kondisi kritis. Sebagai calon dokter, kamu harus bisa tetap tenang dan profesional, apapun yang terjadi.
3. Salah Sedikit Bisa Fatal
Beda dari jurusan lain, kesalahan kecil di dunia medis bisa berdampak besar. Itulah kenapa semua pelatihan di FK sangat ketat dan detail. Ini bukan soal nilai ujian, tapi soal keselamatan pasien.