Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bojonegoro merupakan salah satu lembaga di lingkungan Nahdlatul Ulama yang memiliki peran vital dalam penentuan waktu-waktu ibadah, khususnya hisab rukyat untuk penentuan awal bulan hijriah. Kehadiran lembaga ini menjadi bagian penting dari kesinambungan tradisi keilmuan Islam di bidang ilmu falak, terutama di tengah masyarakat nahdliyin Bojonegoro yang menjunjung tinggi nilai-nilai syar’i berbasis ilmiah. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri sejarah Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro dari awal berdiri hingga peran dan eksistensinya saat ini.
Awal Berdirinya Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro
Lembaga https://falakiyah.nubojonegoro.org/ mulai dirintis sekitar awal tahun 2000-an. Kala itu, kebutuhan akan kepastian rukyatul hilal di wilayah Bojonegoro semakin meningkat, seiring kesadaran umat terhadap pentingnya penentuan waktu ibadah yang akurat dan sesuai syariat. Dukungan dari para ulama dan tokoh NU setempat, seperti Kiai-kiai sepuh di lingkungan pesantren, menjadi fondasi kuat dalam pembentukan lembaga ini.
Pada awalnya, kegiatan lembaga ini masih bersifat sederhana. Beberapa tokoh seperti KH. Masyhudi, KH. Mahfudz, dan para pegiat ilmu falak lokal menjadi pelopor utama yang menggerakkan komunitas falakiyah. Peralatan yang digunakan pun masih terbatas, hanya mengandalkan alat hisab manual dan rukyat sederhana. Namun, semangat untuk menghidupkan tradisi ilmu falak dalam ranah amaliah NU membuat lembaga ini berkembang perlahan namun pasti.
Perkembangan dan Kontribusi
Seiring waktu, Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro mengalami perkembangan signifikan. Dukungan PCNU Bojonegoro dan sinergi dengan pesantren-pesantren yang memiliki perhatian pada ilmu falak semakin memperkuat lembaga ini. Salah satu tonggak penting adalah pembangunan Observatorium Rukyatul Hilal di wilayah Bojonegoro, meski dalam bentuk sederhana, namun sangat fungsional untuk pemantauan hilal.
Setiap menjelang Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, tim Lembaga Falakiyah rutin mengadakan kegiatan rukyatul hilal yang dilaksanakan secara terbuka dan sering kali melibatkan masyarakat luas serta instansi pemerintah. Hasil dari rukyat tersebut kemudian dilaporkan ke PBNU sebagai bagian dari sistem informasi hilal nasional yang terkoordinasi.
Tak hanya itu, lembaga ini juga aktif mengadakan pelatihan hisab, workshop falakiyah, hingga edukasi ke sekolah dan madrasah. Hal ini bertujuan menumbuhkan generasi muda yang melek terhadap ilmu falak, serta menjaga tradisi keilmuan Islam yang telah diwariskan sejak zaman klasik.
Era Digital dan Tantangan Terkini
Memasuki era digital, Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro mulai beradaptasi dengan teknologi modern. Penggunaan perangkat lunak hisab falak, seperti Accurate Time atau Stellarium, menjadi bagian dari kegiatan rutin. Mereka juga mulai memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan informasi hilal, jadwal sholat, dan edukasi keislaman berbasis falak.
Namun, tantangan tetap ada. Minimnya SDM yang benar-benar mendalami falak secara akademis menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, perubahan iklim dan cuaca ekstrem di wilayah Bojonegoro juga kerap mengganggu proses rukyat. Meski begitu, semangat untuk terus eksis tetap terjaga melalui regenerasi kader dan kerja sama dengan lembaga falak lainnya di tingkat regional dan nasional.
Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro adalah contoh nyata bagaimana tradisi keilmuan Islam terus hidup di tengah masyarakat modern. Dari awal yang sederhana hingga kini menjadi lembaga yang diakui perannya, keberadaan mereka adalah buah dari komitmen para ulama dan masyarakat untuk menjaga warisan keislaman. Dengan terus memperkuat kapasitas dan kolaborasi, Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro diyakini akan tetap relevan dan memberikan manfaat besar bagi umat di masa depan.