Sementara itu, Sungai Kongo menjadi sungai terpanjang di Afrika setelah Sungai Nil yaitu memiliki panjang 4.700 km dari Zambia ke Samudera Atlantik. Wilayah ini menjadi rumah bagi ragam hayati tumbuhan sebanyak 10.000 spesies, 1.000 spesies burung, dan 400 spesies mamalia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki paru-paru dunia terluas di dunia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021, sebanyak 59% daratan di Indonesia adalah hutan tropis yang merupakan 10% dari total luas hutan di dunia. Hutan tropis Indonesia adalah yang terluas ketiga setelah Brasil dan Kongo.
Selain itu, Indonesia juga kaya akan keanekaragaman hayati. Hutan Indonesia telah menjadi sumber pangan bagi 48,8 juta orang yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan. Diketahui, luas lahan berhutan seluruh daratan Indonesia sebesar 95,6 juta ha, dengan 92,5% di antaranya atau sebesar 88,4 juta hektare berada di dalam kawasan hutan.
Namun, di periode berikutnya, jumlah tersebut berhasil ditekan sebanyak 75,03% sehingga deforestasi pada periode 2019-2020 hanya sebesar 115,46 ribu hektare. Pada periode 2018-2019, deforestasi hutan Indonesia mencapai 462,46 ribu hektare. Sayangnya, dari tahun ke tahun, Indonesia menghadapi ancaman deforestasi.
Wilayah cekungan Amazon sendiri memiliki luas 7 juta kilometer persegi, dengan 5,5 juta kilometer persegi merupakan kawasan hutan. Wilayah terbesarnya berada di Brasil yang mencakup 60% dari luas Amazon. Tak heran, wilayah Amazon dicap sebagai ‘paru-paru dunia’. Hutan hujan Amazon ini terbentang di beberapa negara. Brasil memiliki hutan Amazon.
Hutan hujan Amazon juga merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman hayati. Miliaran pohon yang terdapat di hutan hujan Amazon mampu menyerap karbon dioksida hingga berton-ton setiap tahunnya. Hal ini dapat memperlambat perubahan iklim serta menghasilkan 20% oksigen bumi. Wilayah ini menjadi tempat perlindungan bagi tiga juga spesies tumbuhan dan hewan.
Akan tetapi pada Agustus 2022 lalu, hutan hujan Amazon mengalami kebakaran besar selama 15 tahun terakhir. Akibatnya, banyak kecaman datang dari dunia karena wilayah itu merupakan paru-paru dunia. Diketahui, kebakaran tersebut disebabkan oleh peternak, petani ilegal, hingga sekelompok yang membakar pohon dan membuka lahan.
Hutan hujan Kongo sebagian besarnya tersebar di wilayah Republik Demokratik Kongo (bagian timur Sungai Kongo), Republik Kongo (bagian barat Sungai Kongo), Gabon, Guinea Khatulistiwa, serta bagian selatan Kamerun, dan Republik Afrika Tengah. Hutan hujan Lembah Sungai Kongo disebut sebagai ‘paru-paru dunia’ kedua setelah hutan hujan Amazon. Hujan hujan Kongo mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar dan menghasilkan oksigen. Wilayah ini merupakan hutan hujan yang memiliki luas sekitar 4 juta kilometer persegi.